Skip to main content

Karakteristik Nilai dalam Filsafat Pendidikan Islam

Karakteristik Nilai dalam Filsafat Pendidikan Islam
Ada beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teroi nilai, yaitu:

1. Nilai subjektif atau objektif

Orang dapat mengatakan bahwa nilai sepenuhnya berhakikat subyektif, karena nilai merupakan reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai pelaku, mereka menganggap nilai sebagai sebuah fenomen kasadaran dan memandang nilai sebagai pengungkapan perasaan psikologis, sikap subyektif manusia kepada obyek yang dinilainya. Jadi, nilai itu subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik.[1] Sebaliknya, di katakan objektif jika ia tidak bergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai.

2. Nilai constant atau berubah[2]

Nilai dapat dikatakan constant karena nilai selalu bersifat tetap dan tidak berubah-ubah, atau absolut. Sesuatu yang baik, bajik, yang benar dan yang cantik atau bahkan yang menyenangkan dan lain sebagainya tidak dapat berubah secara fundamental dari generasi ke generasi, dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lain. Nilai dalam hal ini bukanlah produk manusia tetapi merupakan bagian dari alam raya, yang eksitensinya mengikuti sifat dan watak natural manusia yang sejati.

Sebaliknya, nilai dapat berubah atau bersifat relative tidak permanen tetapi tampil karena perubahan budaya dan masyarakat. Ini tidak menunjukan bahwa nilai-nilai bersifat fluktuatif dari masa ke masa. Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perintah tertentu yang di anggap sebagai pengikat secara universal tanpa memperhatikan lingkungan dimana ia diakui dan di praktikan. Larangan “jangan membunuh” umpamanya bukanlah prinsip yang absolute atau constant. Suatu saat prilaku membunuh dapat saja menjadi benar ketika dilakukan untuk mempertahankan diri atau mungkin karena memelihara kehidupan orang lain.[3]

[1] Risieri Frondizi, Filsafat Nilai (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 19-20.
[2] Muhmidayeli, Teori-Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Pekanbaru, PPs UIN Suska Riau, Cetakan I, 2007), hlm. 89.
[3] Muhmidayeli. Filsafat Pendidikan.(Bandung: PT Refika Aditama, 2011),hh.105-111.
PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui
Buka Komentar
Tutup Komentar
Close Disqus