Skip to main content

2 Dasar Bahasa Bersifat Kausalitas (Sebab Akibat)


Secara ontologis bahasa memiliki hubungan sebab akibat dengan aktivitas manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi adalah merupakan suatu penuangan pikiran manusia  selain itu bahasa sebagai suatu manifestasi tingkah laku manusia. Hal itu meliputi dua macam dasar yaitu:
a.    Bahasa sebagai pemikiran atau ide
Bahasa dapat dianggap sebagai dari hasil proses pemikiran, secara kausalitas bahasa terwujud karena merupakan hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu struktur bahasa juga ditentukan oleh struktur pemikiran manusia. Pemikiran adalah aksi (act) yang menyebabkan pikiran mendapatkan pengertian baru dengan perantara hal yang sudah diketahui. Berpikir yang pada hakikatnya bersifat membangun (konstruktif).[1] Sifat bahasa yang alamiah merupakan hasil pemikiran manusia ini dikembangkan oleh paham tradisionalisme.

Brunot seorang tokoh aliran tradisionalisme menyatakan bahwa terdapat hubungan antara bahasa dengan pemikiran manusia yang terbagi menjadi lima kategori pemikiran yaitu: wujud, fakta, lingkungan, perasaan-perasaan, dan hubungan.[2]
b.    Bahasa sebagai tingkah laku.
Pada sisi lain bahasa juga dianggap tersusun dari unit-unti tingkah laku. Fungsi bahasa itu bisa menjadi sangat banyak sesuai denagn banyaknya tindak dan prilaku serta keperluan manusia dalam kehidupan, karena bahasa digunakan manusia dalam segala tindak kehidupan, sedangkan prilaku dalam kehidupan itu sangat luas dan beragam.[3] Aliran ini banyak dikembangkan oleh pakar yang memiliki latar belakang ilmu sosiologi, antropologi bahkan kalangan linguis sendiri. Aliran teori bahasa tagmemik yang dipelopori oleh Kenneth L. Pike misalnya mengembangkan teorinya berdasarkan pada pemikiran bahwa bahasa adalah tidak dapat dipisahkan dengan tingkah laku manusia pada umumnya.Menurut Pike bahwa unit dasar bahasa adalah ‘tagmeme’ yang berasal dari bahasa Grik ‘tagma’ yang berarti arrangement (susunan).


[1] Poespropoja W. Logika Scientika Pengantar Dialektika dan Ilmu (Bandung: Pustaka Grafika,2007)
[2] Prof. Dr. Kaelan, M.S. Op.cit. Hal.285-286.
[3] Abdul Chaer, Psikolinguistik, (Jakarta: Rineka cipta cetakan kedua, 2009), Hal. 33.

PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui
Buka Komentar
Tutup Komentar
Close Disqus