Pengertian Kemampuan Membaca dalam Bahasa Arab
Membaca merupakan cara untuk mengenalai dan memahami isi
sesuatu yang tertulis dengan melafalkan atau mencernanya didalam hati.[1]
Sedangkan Tarigan berpendapat bahwa membaca adalah proses yang dilakukan dan dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis.[2]
Adapun menurut Suja`i Membaca (qira’ah) merupakan keterampilan menangkap
makna dalam simbol-simbol bunyi tertulis yang terorganisir menurut sistem
tertentu atau membaca nyaring bermakna dan memahami berbagai nuansa makna yang
dijumpai dalam teks tertulis dengan variasi tujuan komunikasi struktur kalimat
dan ciri-ciri bahasanya.[3]
Sedangkan arti membaca dalam bahasa arab adalah Qiro’ah berasal dari akar kata
qoro’a-yaqro’u, qiro’atan. Secara bahasa kata ini berasal dari ayat pertama
dari wahyu Al-Qur’an, yakni “iqro”. Kata “iqro” dalam ayat tersebut adalah “fiil
amr” mengandung arti perintah untuk membaca. Perintah iqro’ ini dilanjutkan
dengan kalimat berikutnya yakni bismirobbikalladzi kholaq, kholaqol insane
min alaq. Yakni membaca dengan dasar atau kerangka “ismi rabb” (Allah
sebagai Rabb). Makna iqro’/qiro’ah dalam ayat tersebut bukan sebatas harfiah
yakni membaca suatu tulisan (saja), tetapi suatu perintah untuk membaca,
meneliti, dan memahami. Sedangkan obyek yang harus dibaca adalah tentang
manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai kholiq (rabb). Jadi, perintah qiro’ah
menurut ayat tersebut mengandung makna proses membaca, meneliti (mengkaji)
dan memahami (mengenal) segala sesuatu tanpa batas.[4]
Membaca termasuk keterampilan pokok dalam pembelajaran bahasa disamping
keterampilan yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan menulis. Membaca
hakekatnya adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks
yang ditulisnya, maka secara langsung didalamnya ada hubungan kognitif antara
bahsa lisan denga bahasa tulis. Dalam makna yang lebih luas, membaca tidak
hanya terpaku kepada kegiatan melafalkan dan memahami makna bacaan dengan baik,
yang hanya melibatkan unsur kognitif dan psikomotorik, namun lebih dari itu
menyangkut penjiwaan atas isi bacaan. Jadi pembaca yang baik adalah pembaca
yang mampu berkomunikasi secara intim dengan bacaan.
Jadi inti dalam membaca mencakup empat hal, yaitu 1) mengenali
simbol-simbol tertulis, 2) memahami makna yang terkandung, 3) menyikapi makna
yang terkandung, dan 4) implementasi makna dalam kehidupan sehari-hari.[5]
Dalam kemampuan membaca bahasa Arab sangat tergantung
kepaada pemahaman isi atau arti yang dibaca. Ini berarti sangat tergantung pada
penguasaan qawaid atau gramatika bahasa Arab yang meliputi nahwu
dan sharaf. Oleh karena itu, kemampuan membaca dalam bahasa Arab perlu
memahami terlebih dahulu gramatika bahasa Arab, baru bisa membaca dengan benar.
Oleh karena itu, pengajaran membaca perlu memperoleh perhatian serius,
dan wacana membaca tidak boleh hanya dipandang sebagai batu loncatan bagi
aktivitas berbicara dan menulis semata. Tujuan pengajaran membaca adalah
mengembangkan kemampuan membaca siswa. Dengan demikian, tugas guru adalah
menyakinkan prosses pembelajaran membaca menjadi pengalaman yang menyenangkan
bagi siswa.
[1] A.
Chaedar Alwasilah, Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung:
Rosdakarya, 2011), hal.143
[2]Henry
GunturTarigan, membacasebagaisuatuketrampilanbahasa (Bandung: Angkasa,
1994), hlm.7
[3]
Suja’i,Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang:Walisongo Press,2008),hal
20
[4]
Syaiful Gala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 225),
hal. 134.
[5]
Ibid, hal.144
PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
contact atau 089677337414 - Terima kasih.