Skip to main content

Belajar Tajwid Dari Dasar Sampai Bisa dengan Mudah

www.azid45.web.id - Belajar Tajwid Dari Dasar Sampai Bisa dengan Mudah. Assalamualaikum.wr.wb, kali ini saya akan share tentang tajwid. Belajar tajwid merupakan dasar bacaan ayat al-Qur'an agar dalam bacaan kita saat membaca al-Qur'an mampu membacanya secara baik dan benar.

Tajwid sendiri secara harfiah bersalah dari bahasa Arab Jawwada (جوّد-يجوّد-تجويدا) yang berarti indah, bagus, elok, dan membaguskan. Dalam ilmu al-Qur'an tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Dari keterangan ini, dapat disimpulkan bahwa ilmu tajwid merupakan suatu ilmu yang mempelajari cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam al-Qur'an.

Masalah-masalah yang sering dibahas dalam ilmu tajwid diantaranya adalah 1) makharijul huruf (tempat keluarnya huruf), 2) shifatul huruf (cara pengucapan huruf), 3) ahkamul huruf (hubungan antar huruf), 4) ahkamul maddin wal qasr (panjang dan pendeknya ucapan), 5) ahkamul waqaf wal ibtida' (memulai dan menhentikan bacaan) dan al-khat al-utsmani (tulisan khat ustmani).

Hukum Mempelajari Tajwid


Kita sebagai umat Islam mengamalkan tajwid ketika membaca al-Qur'an adalah fardhu ain atau wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan yang sudah mukhallaf (baligh).  Hal tersebut sebagaimana sesuai dengan dalil berikut ini:

1) sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S al-Muzzammil:4

وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا

Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca al-Qur'an yang diturunkan kepada-Nya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya.

2) Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a dalam kita Jami' at-Tirmidzi no 2847 menjelaskan

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍ أَنَّهُ
سَأَلَ أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قِرَاءَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَاتِهِ فَقَالَتْ
مَا لَكُمْ وَصَلَاتَهُ كَانَ يُصَلِّي ثُمَّ يَنَامُ قَدْرَ مَا صَلَّى ثُمَّ يُصَلِّي قَدْرَ مَا نَامَ ثُمَّ يَنَامُ قَدْرَ مَا صَلَّى حَتَّى يُصْبِحَ ثُمَّ نَعَتَتْ قِرَاءَتَهُ فَإِذَا هِيَ تَنْعَتُ قِرَاءَةً مُفَسَّرَةً حَرْفًا حَرْفًا
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ لَيْثِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ يَعْلَى بْنِ مَمْلَكٍ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ وَقَدْ رَوَى ابْنُ جُرَيْجٍ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ وَحَدِيثُ لَيْثٍ أَصَحُّ

(TIRMIDZI - 2847) : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Abdullah bin 'Ubaidullah bin Abu Malikah dari Ya'la bin Mamlak bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tentang bacaan dan shalatnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Ummu Salamah menjawab; "Apa urusan kalian dengan shalat beliau?, beliau shalat lalu tidur seukuran lamanya beliau shalat, setelah itu beliau shalat seukuran lamanya beliau tidur, kemudian beliau tidur seukuran lamanya beliau shalat hingga shubuh." Lalu Ummu Salamah menyebut bacaan beliau, ternyata ia menyebut bacaan yang dijelaskan satu huruf demi satu huruf." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib, kami hanya mengetahuinya dari hadits Laits bin Sa'ad dari Ibnu Abu Mulaikah dari Ya'la bin Mamlak dari Ummu Salamah. Ibnu Juraij meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Abu Malikah dari Ummu Salamah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memotong-motong bacaan beliau, sedangkan hadits Laits lebih shahih.

3) Menurut ijma' ulama' telah sepakat para ulama dari zaman Rasulullah sampai sekarang, bahwa membaca al-Qur'an dengan bertajwid adalah sesuatu yang fardhu dan wajib.

Hukum Nun Sukun dan Tanwin


Hukum nun sukun (mati) dan tanwin adalah salah satu tajwid yang terdapat dalam al-Qur'an. Hukum nun sukun dan tanwin ini terbagi menjadi 4 jenis yaitu; 1) idzhar, 2) idghom (idghom bigunnah dan idghom bilagunnah), 3) iqlab, dan 4) ikhfa'. Pertama, idzhar merupakan hukum nun sukun dan tawin yang cara membacanya dibaca jelas. Diantara huruf idzhar adalah ح,خ,ع,غ,أ,ھ , jadi ketika terdapat huruf nun sukun atau tanwin dan setalahnya ada salah satu dari huruf tersebut maka bacanya adalah jelas.

Kedua, idgham merupakan hukum nun sukun dan tanwin yang cara membacanya dibaca secara mendengung. Huruf idgham sendiri dibagi menjadi dua yaitu idgham bigunnah dan idgham bilagunnah. Diantara huruf idgham bigunnah adalah mim (م), nun (ن) wau (و), dan ya' (ي), jika ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf tersebut maka harus dibaca dengan dengung contoh: فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ harus dibaca Fī ʿamadim mumaddadah. Adapun huruf idgham bilagunnah adalah  ra' (ر) dan lam (ل), jika ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf tersebut maka harus dibaca tanpa dengung contoh  مَنْ لَمْ harus dibaca Mal lam. Namun jika nun mati bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti بُنْيَانٌ, اَدُّنْيَا, قِنْوَانٌ, dan صِنْوَانٌ, maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca jelas.

Ketiga, iqlab merupakan hukum nun sukun dan tanwin yang cara membacanya berubah menjadi huruf mim (membalikkan). Huruf iqlab hanya ada satu yaitu ba' (ب) contohnya  لَيُنۢبَذَنَّ harus dibaca Layumbażanna.

Keempat, ikhfa' merupakan hukun nun sukun dan tanwin yang cara membacanya dibaca secara samar-samar. Diantara huruf ikhfa' yaitu ta'(ت), tsa' (ث), jim (ج), dal (د), żal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sad (ص), dad (ض), tha (ط), zha (ظ), fa' (ﻑ), qaf (ق), dan kaf (ك), ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgam), contoh: نَقْعًا فَوَسَطْنَ

Hukum Mim Mati


Hukum mim mati ini dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) ikhfa' syafawi, 2) idgham mutamatsilain atau idgham mimi, dan 3) idzhar syafawi. Pertama, ikhfa' syafawi merupakan hukum bacaan jika terdapat huruf mim mati dan setalahnya terdapat huruf ba' (ب) maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan, contoh (فَاحْكُم بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ) (وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ)

Kedua, idgham mimi merupakan hukum bacaan jika terdapat huruf mim mati dan setelahnya terdapat huruf mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung, Contoh: (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)

Ketiga, idzhar syafawi merupakan hukum bacaan  jika terdapat huruf mim mati dan setelahnya terdapat salah satu huruf hijayyah selain huruf ba' (ب) dan mim (م) maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup, Contoh: (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)

Hukum Mim dan Nun Tasydid


Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajibal ghunnah (ﻭﺍﺟﺐ ﺍﻟﻐﻨﻪ) yang bermakna bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki tanda syadda atau bertasydid (ﻡّ dan نّ), contoh: ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻨﱠﺔ ﻭَﺍﻟﻨﱠﺎﺱِ

Hukum Alif Lam Ma'rifah


Alif lam ma'rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal/awal dari kata yang bermakna nama atau isim .Terdapat dua jenis alif lam ma'rifah yaitu qamariah dan syamsiah.

Alif lam qamariah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti: alif/hamzah(ء), ba' (ب), jim (ج), ha' (ح), kha' (خ), 'ain (ع), ghain (غ), fa' (ف), qaf (ق), kaf (ك), mim (م), wau (و), ha' (ﮬ) dan ya' (ي). Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al-qamar (ﺍﻟﻘﻤﺮ) yang artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas tanpa meleburkan bacaannya.


Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta' (ت), tha' (ث), dal (د), dzal (ذ), ra' (ر), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), lam (ل) dan nun (ن). Nama asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab (ﺍﻟﺸﻤﺴﻴﻪ) yang artinya adalah matahari. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf setelahnya.

Hukum Qalqalah


Qalqalah adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (ق), tha (ط), ba' (ب), jim (ج), dan dal (د). Qalqalah terbagi menjadi dua jenis, yaitu 1) qalqalah sugra, dan 2) qalqalah kubra. Qalqalah Sugra yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf, contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ. Qalqalah Kubra yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan, contoh: ٱﻟْﻔَﻟَﻖِ, ﻋَﻟَﻖٍ

Waqaf


Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:1) ﺗﺂﻡّ (taamm) - waqaf sempurna - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya, 2) ﻛﺎﻒ (kaaf) - waqaf memadai - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya, 3) ﺣﺴﻦ (Hasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya, dan 4) ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) - waqaf buruk - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain.

Waqaf sendiri memiliki tanda-tanda agar tepat cara membacanya, diantaranya yaitu:

  1. Tanda mim ( مـ ) disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
  2. tanda tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
  3. tanda jim ( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
  4. tanda zha ( ﻇ ) bermaksud lebih baik tidak berhenti;
  5. tanda sad ( ﺹ ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad;
  6. tanda sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan dari "Al-washl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;
  7. tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari "Qiila alayhil waqf" yang bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan;
  8. tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari "Qad yuushalu" yang bermakna "kadang kala boleh diwasalkan", maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan;
  9. tanda Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti;
  10. tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan;
  11. tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas;
  12. tanda Laa ( ﻻ ) bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak;
  13. tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari "Kadzaalik" yang bermakna "serupa". Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul;
  14. tanda bertitik tiga (seperti satu titik diatas dan dua titik dibawah ) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.

Hukum Bacaan Mad (sumber diambil dari obatrindu.com)


Secara bahasa mad berarti panjang, sedangkan menurut istilah mad mempunyai pengertian membaca panjang pada huruf yang ada pada Al-Qur’an dikarenakan bertemu dengan beberapa huruf mad seperti hamzah, wawu, dan yak, sedangkan panjangnya tergantung dari mad itu sendiri.

Secara umum, bacaan mad terbagi menjadi 2 saja , yaitu 1) mad thabi’i (mad asli) dan 2) mad far’i (mad cabangnya atau bagiannya). Mad far'i sendiri terbagi menjadi empat belas yaitu 1) mad wajib muttasil, 2) mad jaiz munfasil, 3) mad lazim muttsaqal khilmi, 4) mad lazim mukhaffaf khilmi, 5) mad layyin, 6) mad arid lissukun, 7) mad shilah qashirah, 8) mad shilah thawilah, 9) mad 'iwad, 10) mad badal, 11) mad lazim harfi musyabba', 12) mad lazim harfi mukhaffaf, 13) mad tamkin, dan 14) mad farq.

pertama, mad thabi'i. Mad Thabi’i terjadi apabila ada alif ( ا ) yang terletak sesudah fathah, atau ya’ sukun ( ي ) terletak sesudah kasrah ( ―ِ ) atau juga huruf wau ( و ) yang terletak sesudah dhammah ( ―ُ ) maka dihukumi bacaan tersebut akan dihukumi mad thabi’i. Dimana Mad berarti panjang dan thabi’i mempunyai arti biasa. Cara membaca ayat Al-Qur’an tersebut haruslah sepanjang dua harakat atau disebut pula satu alif, contoh :

mad thabii

Kedua, mad wajib muttasil. Mad Wajib Muttashil terjadi jika ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah ( ء ) pada satu kalimat atau ayat. Untuk cara membacanya wajib dipanjangkan sepanjang 5 harakat atau setara dua setengah kali dari mad thabi’i ( dua setengah alif ), contoh :

mad-jaiz-munfasil

Ketiga, mad jaiz munfasil. Mad Jaiz Munfashil terjadi jika ada mad thabi’i yang bertemu dengan hamzah (ء ) namun hamzah tersebut berada pada lain kalimat . Jaiz berarti boleh, sedangkan Munfashil mempunyai arti terpisah . Untuk cara membaca mad ini adalah boleh seperti mad wajib muttashil, dan juga boleh seperti mad thobi’i saja, contoh:

mad jaiz munfasil

Keempat, mad lazim mutsaqqal kilmi. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi terjadi jika ada mad thabi’i bertemu dengan tasydid pada satu kata atau ayat. Cara membacanya adalah harus panjang selama 3 kali Mad Thabi’i atau sekitar 6 harakat, contoh :

mad-lazim-mutsaqqal-kilmi

Kelima, mad lazim mukhaffaf kilmi. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah mad yang terjadi jika ada mad thobi’i bertemu dengan huruf mati atau sukun. Cara membacanya adalah sepanjang 6 harakat, contoh :

mad-lazim-mukhaffaf-kilmi

Keenam, mad layyin. Selanjutnya adalah hukum Mad Layyin dimana ini terjadi jika setelah huruf yang berharakat fatha terdapat wau sukun ( و ) atau ya’ sukun ( ي ). Cara membacanya adalah dengan membaca mad dengan sekedar lunak dan lemas saja, contoh :

mad layyin

Ketujuh, mad arid lissukun. Mad ‘Arid Lissukun dibaca jika terdapat waqaf atau tempat pemberhentian membaca sedangkan sebelum waqaf tersebut terdapat Mad Thobi’i atau Mad Lein. Untuk cara membacanya terbagi menjadi 3 macam : a. Yang paling utama dibaca panjang seperti halnya mad wajib muttashil atau setara 6 harakat. b. Yang pertengahan bisa dibaca sepanjang empat harakat ya’ni dua kalinya mad thobi’i. c. Yang pendek ya’ni boleh hanya dibaca seperti mad thobi’i biasa .

Contoh :

mad arid lissukun

Kedelapan, mad shilah qashirah. Mad Shilah Qashirah terjadi jika ada haa dhamir ( ﻪ ) sedangkan sebelum haa tadi terdapat huruf hidup (berharakat). Maka untuk cara membacanya haruslah panjang seperti halnya mad thobi’i, contoh :

mad shilah qashirah

Kesembilan, mad shilah thawilah. Selanjutnya adalah Mad Shilah Thawilah. Mad ini dihukumi jika ada Mad Qashirah bertemu dengan hamzah ( ء ). Cara untuk membacanya adalah seperti Mad Jaiz Munfashil, contoh :

mad shilah thawilah

Kesepuluh, mad iwad. Mad ‘ Iwadl adalah mad yang dibaca jika terdapat fathatain yang ditemukan pada waqaf atau pemberhentian pada akhir kalimat atau ayat. Untuk cara membaca mad ini adalah seperti mad thobi’i, contoh :

mad iwad

Kesebelas, mad badal.  Mad Badal terjadi jika terdapat hamzah ( ء ) bertemu dengan sebuah Mad , maka cara untuk membacanya adalah seperti Mad Thobi’i, contoh :

mad badal

Kedua belas, mad lazim harfi mushMad Lazim Harfi Musyabba’ adalah bacaan mad yang biasanya kita temukan pada permulaan surat dari beberapa surat di Al-Qur’an. Beberapa huruf mad yang biasanya kita temukan pada surat-surat di Al-Qur’an tersebut ada 8 huruf dimana diantaranya adalah sebagai berikut :
ن – ق – ص – ع – س – ل – ك – م ,
Cara membaca mad ini sama seperti Mad Lazim yaitu sepanjang 6 harakat.


Ketiga belas, mad lazim harfi mukhaffaf. Yaitu apabila ada permulaan surat dari Al-Qur’an ada terdapat salah satu atau lebih dari antara huruf yang lima ya’ni : ح – ي – ط – ﻫ – ر, cara bacanya seperti mad thobi’.

Keempat belas, mad tamkin. Selanjutnya adalah Mad Tamkien. Mad ini terjadi jika terdapat ya’ sukun ( يْ ) yang didahului dengan ya’ yang bertasydid dan harakatnya kasra, dan cara membacanya ditepatkan dengan ta'.

Keempat belas, mad farq. Terakhir adalah mad farqi, yaitu bertemunya dua hamzah dimana satu hamzah istifham sedangkan yang kedua hamzah washol pada lam alif ma’rifat. Cara membacanya adalah sepanjang 6 harakat, contoh Mad Farqi :

mad farq

Demikianlah ringkasan tentang tajwid, yang mungkin masih banyak pembahasan terkait hal tersebut. Menurut saya itu adalah dasar yang sering kita dengar namun belum kita ketahui cara bacanya secara baik dan benar. Untuk lebih lengkapnya terkait keterangan ilmu tajwid anda bisa menyimak video terkait belajar ilmu tajwid oleh oleh Ust. Ulin Nuha Yufid.id

Video Belajar Tajdwid

youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image



youtube image


PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui
Buka Komentar
Tutup Komentar
Close Disqus