Skip to main content

2 Metode Pembelajaran Ashwat Tingkat Menengah


Dalam tingkatan menengah ini metode sintesis dan analisis masih bisa untuk digunakan, dalam tingkatan menengah ini siswa seharusnya telah memiliki beberapa pengetahuan tentang kosa kata bahasa Arab. Oleh karena itu, pembelajaran Ashwat Arabi harus di integrasikan dengan pengetahuan siswa tentang kosa kata , misalnya dengan menggunakan:

a)      Metode Sintesis (الصوتية التركيبية)[1]
Metode pembelajaran Ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf, kemudian dirangkai menjadi kata. Contoh:
نَ – بَ – ت = نَبَتَ
سَ – لِ – مَ = سَلِمَ
بَ – لَ – دٌ = بَلَدٌ 
b)      Metode Analisis (الصوتية التحليلية)
Dimulai dengan kata kemudian urai menjadi bunyi huruf-huruf. Atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata, dan dikupas lagi menjadi huruf-huruf. Contoh:
قَلَمٌ = قَ لَ مٌ = قَ – لَ – مٌ
سَمَكٌ = سَ مَ كٌ = سَ – مَ – كٌ
وَلَدٌ = وَ لَ دٌ = وَ – لَ – دٌ
Kedua teknik tersebut mengintegrasikan antara ashwat dan mufrodat, sehingga siswa dapat menambah mufrodat dan juga dapat melafalkannya dengan baik dan benar, sehingga akan menciptakan kefasihan dan kelancaran dalam kalam sehari-hari.
Pada tingkatan ini peserta didik telah memiliki beberapa pengetahuan tentang bahasa Arab, maka dalam pembelajaran Ashwat lebih di integrasikan pada mufrodat. Misalnya dengan latihan menyimak, contoh guru melafalkan :
وَاللهُ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
Respon siswa A :   وَاللهُ سَمِيْعٌ بًسِيْرٌ
Respon siswa B : وَالله ُ سَمِيْءٌ بَصِيْرٌ
Respon siswa C :  وَاللهُ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
Atau dengan latihan mendengarkan dan menirukan walaupun latihan-latihan menyimak bertujuan melatih pndengaran, teteapi dalam praktik selalu diikuti dengan pengucapan dan pemahaman. Dalam tahap permulaan, siswa dilatih untuk mendengarkan dan menirukan. Kegiatan ini dilakukan oelh guru, ketika memperkenalkan kata-kata atau pola kalimat yang baru, atau dalam waktu yang sengaja di khususkan untuk latihan menyimak. Latihan menyimak di fokuskan pada bunyi-bunyi bahasa Arab yang asing bagi siswa, juga pada penggunaan vocal panjang dan pendek, bertasydid dan tidak, yang tidak dikenal dalam bahasa Indonesia. Beberapa contoh:
  Latihan pengucapan bunyi ق, , guru mengucapkan dan murid menirukan, contoh :
قَلَمٌ – قَمَرٌ
  Latihan beberap bunyi yang berdekatan antara خ ح)), guru mengucapkan dan murid menirukan, contoh :  
خَبَرٌ – حِبْرٌ
  Latihan pengucapan vocal panjang dan pendek, guru mengucapkan dan murid menirukan, contoh:
قَابَلَ – بَرِيْد – بَارِدٌ
  Latihan pengucapan vocal brtasydid, , guru mengucapkan dan murid menirukan, contoh:
كَفَّرَ – كَسَّرَ – غَفَّرَ


[1] Ibid, 45.

PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui
Buka Komentar
Tutup Komentar
Close Disqus