Skip to main content

4 Konsep Ideologi Muhammadiyah

4 Konsep Ideologi Muhammadiyah

www.azid45.web.id - 4 konsep ideologi Muhammadiyah. Ada keunikan tersendiri ketika kita membicarakan ideologi dalam tubuh Muhammadiyah. Kalau dari organisasi lain, ideologi dirumuskan terlebih dahulu, tetapi tidak demikian dengan Muhammadiyah, dalam Muhammadiyah justru sebaliknya. Pada masa awal perkembangannya, Muhammadiyah justru lebih menekankan diri pada aksi konkrit dari pada merumuskan masalah-masalah yang teoritis, termasuk mengenai ideologi. Bahkan pada masa awal berdirinya dalam tubuh Muhammadiyah sangant popular semboyan yang menyiratkan etos kerja "Sedikit Bicara Banyak Bekerja".[1]

Dalam catatan sejarahnya, Kiai Haji Ahmad Dahlan memang dikenal sebagai tokoh yang mengutamakan aksi konkrit ketimbang pikiran-pikiran yang bersifat teoritis. Hal ini pun berlanjut pada kepemimpinan masa-masa awal pasca Ahmad Dahlan. Maka jangan heran apabila Ahmad Dahlan tidak meninggalkan pemikiran-pemikiran dalam bentuk tulisan. Kararkter ini disebut oleh Amin Abdullah sebagai "Faith Of Action", atau praksis social.[2]

Inilah yang kemudian mengakibatkkan rumusan-rumusan teoritis ideologi Muhammadiyah, baru dirumuskan pada masa kepemimpinan Ki Bagus Hadi Kusumo dan kepemimpinan H.A.R Fachruddin.[3] Setelah Muhammadiyah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik dalam bidang vertical maupun horizontal, dengan persoalan dan tantangan yang semakin berat dan kompleks, maka dirasa perlu untuk mengembangkan gagasan dan pokok-pokok pikiran yang dihasilkan melalui forum-forum permusyawaratan yang bersifat legislative, seperti Muktamar dan Tanwir.

Secara garis besar, pokok-pokok pikiran formal itu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis pokok pikiran, yaitu pokok pikiran yang bersifat ideologis dan pokok-pokok pikiran yang bersifat srategis. Pokok pikiran yang dapat dikategorikan sebagai pokok pikiran yang bersifat ideologis antara lain:

1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (Th.1951).
2. Kepribadian Muhammadiyah (Th.1961).
3. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (Th.1969).
4. Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah (Th.2000).

Sedangkan pokok pikiran yang bersifat strategis, adalah:
1. Khittah Perjuangan Muhammadiyah yaitu Langkah Muhammadiyah (Th.1938-1940).
2. Khittah Muhammadiyah, Palembang (Th.1956-1959).
3. Khittah Muhammadiyah, Ponorogo (Th. 1969).
4. Khittah Ujung Pandang (Th. 1971).
5. Khittah Surabaya (Th. 1978).
6. Khittah Muhammadiyah dalam berbangasa dan bernegara (Th. 2000).[4]

Ideologi dalam Muhammadiyah sendiri menganggap bahwa ideologi Muhammadiyah hanya mencakup paham Muhammadiyah tentang Islam, sehingga jika memiliki sistem pemahaman Islam yang masih sama dengan Muhammadiyah meskipun dalma sistem gerakannya berbeda, tetapi menganggap tidak melenceng dari Muhammadiyah. Padahal ideologi di Muhammadiyah mencakup paham Islam dalam Muhammadiyah dan sistem geraknya.

Paham islam di Muhammadiyah tentunya merujuk pada MKCHM, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, pemikiran-pemikiran Kiai Hajai Ahmad Dahlan, dan berbagai keputusan resmi Muhammadiyah lainnya. Sedangkan sistem gerak yang bertujuan untuk mewujudkan misi, tujuan, dan usaha persyarkatan untuk mencapai nilai-nilai prinsipil dalam Muhammadiyah dan kepemimpinan organisasinya. Serta kepribadian Muhammadiyah, khittah, AD/ART, kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan organisasi, sitem keanggotaan, dan sebagainya.[5]

Selama hampir satu abad ini, sejak periode awal sampai sekarang ini, dengan senantiasa mengacu pada pokok pikiran formal tersebut. Muhammadiyah telah berkembang dengan baik dan dapat memecahkan berbagai masalah menjawab berbagai tantangan yang dihadapi. Kedepan dalam kehidupan abad XXI, dengan permasalahan yang cenderung meningkat dan bertamabah kompleks, tentunya diharapkan Muhammadiyah dapat menghadapi dengan baik.

Menghadapi perubahan masyarakat dengan berbagai macam tantangan apakah pokok pikiran formal Muhammadiyah, baik yang bersifat ideologis maupun strategis masih punya relevansi untuk tetap dijadikan sebagai pedoman yang mampu memberikan aarah kepada Muhammadiyah, sehingga tujuan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat diwujudkan.[6] Yakni maskud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

[1] Mustapa Kamal Pasha, dkk, "Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, Dalam Perspektif Histories dan Ideologis", Yogyakarta: LPPI UMY, 2000, hal.174
[2] Amin Abdullah, "Dinamika Islam Kultur, Pemetaan Atas Wacana Islam Kontemporer", Bandung: Mizan, 2000, hal.99.
[3] Miftachul Huda, "Ikhwanul Muhammadiyah" Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, Th.2007, hal.66
[4] Hamdan Hambali, "Ideologi dan Strategi Muhammadiyah", Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2008, hal.2
[5] Haedar Nasir, "Manifestasi Gerakan Tarbiyah, Bagaimana Sikap Muhammadiyah", Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2006, hal.xxxii
[6] Tulisan ini diambil dari makalah "Orientasi Idealisme Gerakan Muhammadiyah; Tinjauan Atas Prinsip-Prinsip Gerakan", Karya Rosad Saleh yang disampaikan dalam pengajian ramadlan PP. Muhammadiyah tahun 1426 Hijriyah.
PERHATIAN:Jika anda ingin bertanya atau bantuan bisa kontak kami
contact atau 089677337414 - Terima kasih.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui
Buka Komentar
Tutup Komentar
Close Disqus